Kenduren_ Denting waktu berjalan perlahan mengikis. Subuh bergegas menjemput senja, semangat pagi membawa harapan baru.
Dalam melaksanakan program kerja pembuatan buku sejarah desa, tokoh lokal desa dan keunikan yang ada di desa tempat KKN, KKN-IK 2021 IAIN Kudus di Desa Kenduren melakukan safari home ke ndalem para tokoh desa, tokoh masyarakat, dan tokoh lembaga pendidikan. Safari home dilakukan di minggu ke-3 pelaksanaan KKN yaitu dari tanggal 21 - 24 Oktober 2021. Buku yang akan dibuat adalah mengenai "Sumbangsih yayasan Salafiyah dan yayasan Al-Manar bagi desa Kenduren", yang dimana kedua yayasan tersebut berpangku pada dua Ormas yang ada di desa Kenduren, yaitu yayasan Salafiyah adalah milik organisasi Nahdlatul Ulama dan yayasan Al-Manar yang merupakan kepemilikan dari organisasi Muhammadiyah.
Sejarah, dalam bahasa Arab merupakan serapan dari kata sajarotun artinya dalam bahasa Indonesia adalah pohon. Analogi ini sangatlah unik bagaimana sebuah fakta masalah dipermisalkan dengan sebuah pohon. Hal pertama yang paling nampak dari sebuah pohon adalah daun kemudian turun terlihatlah batang kemudian yang tidak terlihat di dalam tanah adalah akar. Begitupun kejadian hari ini ialah merupakan daun dan kemarin lusa adalah batang dan kemarin dulu adalah akar.
Sumber sejarah bisa berupa arsip : contoh yang paling dekat dengan kita adalah Al Qur'an dan as Sunnah, arkeologi atau benda sejarah dan wawancara dengan orang yang terlibat dalam peristiwa sejarah. Dalam pengumpulan bukti - bukti terkait sumbangsih kedua yayasan, mahasiswa KKN-IK IAIN KUDUS melakukan wawancara. Adapun tokoh - tokoh lokal yang terlibat dalam wawancara tersebut diantaranya, Bapak Ali Suja'i selaku ketua yayasan Salafiyah, bapak Muhayyun selaku sesepuh yayasan Al-Manar, bapak Muanam Zuhdi selaku kepala desa Kenduren, bapak Umar selaku tokoh masyarakat dan bapak Korib yang merupakan keturunan dari sesepuh desa Kenduren.
Bapak Korib menuturkan " Desa Kenduren adalah desa yang epik, dulunya adalah dua desa yang melalui proses panjang akhirnya melebur menjadi satu desa, begitupun proses masuk dan berkembangnya organisasi NU dan Muhammadiyah di Desa Kenduren".
Penuturan Bapak Ali Suja'i "Terkait sejarah berdirinya Yayasan Salafiyah yang berlokus di Desa Kenduren ini pada intinya adalah dorongan moril dari seorang yang berilmu, Kyai Mawardi, setelah pengembaraannya setelah mencari-cari ilmu. Lebih jauh lagi beliau menuturkan bahwa inisiator tak mungkin berdiri sendiri tanpa eksekutor, oleh karenanya pendirian yayasan ini yang di inisiasi oleh Bapak Mawardi mendapat bantuan dan dukungan dari Bapak Kyai Misbah, H. Abdul Rohman, Muhtar, dan Mbah Nadar sebagai pemilik modal" Ujarnya.
Penuturan bapak muhayyun selaku tokoh diyayasan Al-Manar, " sejarah yayasan Al Manar merupakan salah satu bentuk atas kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang mampu merubah SDM umat yang secara masif dan terstruktur demi mencapai kemajuan umat yang lebih maju dan sejahtera".
Dari Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa keberadaan yayasan Salafiyah dan yayasan Al-Manar sangat membantu dalam menciptakan SDM yang unggul, menciptakan kemajuan umat dan bersinergi dalam membangun pendidikan di Desa Kenduren ke arah yang lebih baik.
Kontributor : Mahasiswa KKN-IK 2021 IAIN KUDUS